Senin, 28 September 2020

5 Ketakutan Perempuan saat Berhubungan Seks

SHARE

 



Beberapa wanita lihat hubungan seks untuk suatu hal yang membahagiakan. Tidak cuman penuh hasrat, jalinan intim dipandang makin tingkatkan keintiman dengan pasangan. Tetapi, buat beberapa wanita yang lain, sex malah dilihat untuk suatu hal yang mencekam serta sering diibaratkan dengan rasakan sakit.


Pakar kejiwaan yang berbasiskan di Mumbai, India, Anuneet Sabharwal memberikan contoh beberapa situasi yang berkaitan dengan rasa takut akan hubungan seksual. Beberapa situasi itu ibarat genophobia atau coitophobia.


"Ini [genophobia adalah] ketakutan akan penetratif seksual. Dalam beberapa masalah, orang yang alami situasi ini dapat takut pada semua kesibukan seksual," tutur Sabharwal, mencuplik Femina.


Genophobia, lanjut Sabharwal, umumnya dirasakan sesudah memperoleh pengalaman seksual yang traumatis.


Menggunakan Teknik Jitu Permainan judi slot Poker Kecuali genophobia, ada banyak ketakutan yang lain dirasakan wanita berkaitan dengan hubungan seksual.


1. Tidak dapat orgasme


Orgasme ialah pucuk kesenangan jalinan intim. Tetapi, tidak semua wanita dapat capai orgasme.


Satu studi pada 2013 yang diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior menyebutkan, seputar 75-90 % wanita tidak dapat orgasme dengan cara persisten semasa melakukan hubungan intim. Serta, seputar 5-10 % wanita tidak orgasme benar-benar.


Periset memberikan tambahan, ada beberapa unsur yang menyebabkan situasi 'orgasm gap' ini. Faktor-faktor itu salah satunya emosi yang tidak konstan serta hilangnya semangat waktu bercinta.


"Depresi atau kuatir dapat jadi besar [kemungkinan] orgasm jarak dengan pasangan," kata pakar andrologi India, Vijay Kulkarni. Situasi ini dapat diminimalisasi dengan perdalam jalinan interpersoal bersama-sama pasangan serta hilangkan kemelut atau kekhawatiran.


2. Takut tidak dapat memberi kepuasan pasangan


Kekhawatiran akan perform di tempat tidur tidak cuman dirasakan lelaki, dan juga wanita. Unsur psikologis berperanan dalam menimbulkan kekhawatiran ini.


"Banyak wanita, terutamanya mereka yang alami genophobia atau coitophobia, takut tidak dapat membahagiakan pasangan mereka," kata Sabharwal.


Bila alami situasi ini, Sabharwal merekomendasikan Anda untuk berkunjung ke tenaga pro seperti psikolog, seksolog, serta terapis untuk pahami pemicu kekhawatiran.


3. Muncul rasakan sakit


Terkadang wanita alami rasakan sakit semasa penetratif. Rasakan sakit ini terkait dengan situasi kesehatan yang disebutkan vaginismus.


Vaginismus berlangsung waktu otot organ intim kewanitaan berkontraksi dengan cara spontan atau timbulnya kram pada otot landasan pelvis. Wanita dengan vaginismus akan berasa terisolasi serta tidak dapat nikmati hubungan seksual.


"Tidak ada keterangan tentu tentang vaginismus, tapi pemicunya termasuk juga ketakutan wanita jika organ intim mereka begitu kecil, pengalaman sex pertama yang jelek, kepercayaan jika sex itu membuat malu, serta situasi klinis yang memunculkan rasakan sakit," jelas pakar obstetri serta ginekologi, Sowmya Lakshmi.


4. Dihakimi


Beberapa pakar menyebutkan, wanita biasanya takut dihakimi pasangannya. Padmini Dutta Sharma, penulis mengenai pernikahan, jalinan, serta seksualitas menjelaskan, rasa takut akan dihakimi ini membuat wanita tidak dapat mengekspresikan diri sepenuhnya. Untuk contoh, wanita sebetulnya mempunyai fantasi seksual atau memiliki kemauan untuk coba tempat sex spesifik, tapi ia takut dipandang begitu liar atau aneh oleh pasangan bila melakukan.


5. Badan kurang indah


'Bagaimana ya bila ia tidak senang badanku?' Ini terbesit di pikiran Rina Paul--bukan nama sebenarnya--sesaat sebelum bercinta dengan pasangannya. Tetapi, ini tidak cuman dirasakan Rina. Beberapa wanita berasa tidak yakin diri atas badannya. Sabharwal lihat rumor ini menjadi unsur paling besar genophobia atau coitophobia.

SHARE

Author: verified_user